Fakultas Ekonomi Unimed bersama dengan PT Erlangga mengadakan Kuliah Umum secara Daring dengan tema “Strategi Indonesia masuk dalam kategori Maju” dan menghadirkan narasumber Faisal H Basri, SE., M.A (Pengamat Ekonomi) dan Dr Syech Suhaimi, SE., M.Si (Kepala BPS Provinsi Sumatera Utara). Kegiatan ini di buka oleh Dekan FE Unimed Prof. Indra Maipita., M.Si., P.hD pada Selasa, (23/3).
Dalam sambutannya Dekan Fakultas Ekonomi unimed mengatakan kuliah umum ini bukanlah hal yang baru. “saya sangat berharap para mahasiswa yang mengikuti kuliah umum ini dapat mengetahui seperti apa kondisi Inondesia, bagaimana peluang, tantangan, dan peran data-data statistic perekonomian menyikapi dan mendukung Indonesia dalam kategori maju. kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PT Erlangga sehingga acara ini terlaksana dengan sebaik-baiknya kami sangat yakin bawa ini sangat bermanfaat buat kita semua apalagi diberikan oleh orang yang sangat berkompeten dan wewenang yang berkompeten,” ujar Prof. Indra Maipita.
Faisal H Basri, SE., M.A selaku narasumber menjelaskan tentang strategi indonesia masuk dalam kategori negara maju atau negara berpendapatan tinggi maka pendapatan perkapita harus di atas 12.530 dollar Amerika. “Pendapatan perkapitan sekarang kita baru berada di angka 4000 dan butuh waktu bergantung pada kecepatan kita untuk melipatgandakan pendapatan masyarakat perorang. pemerintah harus bisa mewujudkan pembangunan yang inklusif. Sehingga mayoritas masyarakat Indonesia bisa menikmati kesejahteraan karena untuk mewujudkan negara maju adalah dengan membangun kualitas sumber daya manusianya terlebih dahulu,” papar Faisal yang merupakan Ekonom yang juga sekaligus politikus nasional.
Dr Syech Suhaimi, SE., M.Si menyampaikan sektor yang berperan di sumatera utara yang tumbuhnya tidak sesuai dengan prediksi adalah sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan misalnya semula sektor pertanian hanya tumbuh sekitar 1,95% sedangkan industri dengan perdagangan terkoreksi pertumbuhannya hanya 1,94% begitu juga beberapa sektor yang sangat dominan memberi dampak pertumbuhan ekonomi sebelum covid dan selama covid yang tumbuh sedikit lebih rendah dari pada pertumbuhan-pertumbuhan sebelumnya